Dinyatakan Sesat, Pengikut Naqsabandiyah Kholidiyah Kucing-kucingan

Selasa, 24 Oktober 2017 - 16:30 WIB
Dinyatakan Sesat, Pengikut Naqsabandiyah Kholidiyah Kucing-kucingan
Dinyatakan Sesat, Pengikut Naqsabandiyah Kholidiyah Kucing-kucingan
A A A
PANGKEP - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, resmi mengeluarkan fatwa sesat kepada aliran Naqsabandiyah Kholidiyah versi Der Moga Muhammad Syukur. Namun demikian, pengikut aliran tarekat yang berkembang di Pulau Pammantauang, Desa Pammas, Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep ini masih melakukan aktivitas seperti biasa.

Aliran ini dinilai telah menyimpang dari ajaran Islam dan menimbulkan keresahan di masyarakat. "Dua tahun lalu, aliran ini dinyatakan sesat karena mengkultuskan gurunya yakni Muhamad Syukur sebagai kiblat dalam melakukan apapun," kata Ketua MUI Pangkep Abdul Waqi Murtala disela-sela kunjungan rombongan Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (24/10/2017).

Menurut Waqi, pengikut aliran tersebut berjumlah 30 orang. Pihaknya sudah sering kali memberikan peringatan keras kepada mereka untuk bertaubat tapi selalu gagal. "Mereka selalu menghilang saat kita datang, ibaratnya main kucing-kucingan. Saat kita datang mereka menghilang dan sebaliknya" ujarnya.

Waqi menjelaskan, salah satu ajaran aliran ini adalah pengultusan berlebihan pada gurunya. Bahkan para pengikut diajarkan untuk mengingat wajah guru setiap kali salat, dengan meletakkan foto sang guru di atas sajadah. "Para pengikut didoktrin bahwa sang guru adalah penentu segalanya. Padahal dalam Islam, yang punya kuasa untuk semua hal adalah Allah," tuturnya.

Kapolres Pangkep AKBP Edy Kurniawan mengaku terus memantau perkembangan aliran tersebut. Pihaknya juga sudah melakukan berbagai cara agar pengikut aliran tersebut segera bertaubat. "Upaya pencegahan terus kita lakukan bahkan anggota kami terus memantau pergerakan mereka," katanya.

Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana mengakui pihaknya sudah melakukan tindakan tegas terhadap aliran tersebut. Tapi sayang, pengikut aliran tersebut masih bertahan dan melakukan kegiatan. "Seluruh aparat bersinergi termasuk dengan Polres dengan melakukan pendekatan ke masyarakat ke pulau-pulau terluar melibatkan Bhabinkamtibmas," ujarnya.

Dalam menangkal paham radikalisme, lanjut Syahban, pihaknya selalu mengadakan silaturahmi, blusukan ke kampung-kampung khususnya kepada tokoh agama. "Kami beri masukan atau arahan jangan memberikan ceramah yang memprovokasi tapi sebaliknya memberikan kesejukan," tambahnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6669 seconds (0.1#10.140)